Tridayanews.com|Nganjuk-Ambruknya jembatan kecubung yang ada di daerah Pace Nganjuk menuai kontroversi dikalangan masyarakat,dimana jembatan adalah sarana penghubung dua desa,dan tentu untuk menunjang ekonomi yang ada di daerah tersebut.
Kita dapat membayangkan akses jalan penghubung suatu daerah yang mengalami masalah,sudah pasti ekonomi terganggu dan jalan lain yang dilalui pasti lebih jauh.jembatan kecubung ini tergolong jembatan yang sudah tua dan sudah saatnya di ganti dengan kontruksi yang lebih kokoh karena jembatan ini sarana lalu lalang kendaraan besar yang bertonase berat.kadang getaran yang dirasakan saat ada kendaraan melintas begitu terasa.
Jadi ambruknya jembatan kecubung ini memang sudah saatnya atau bisa dikatakan harus diperbarui bukan seperti rumor yang beredar diluaran.
Jembatan yang memakai APBD tahun 2024 dan memakan biaya Rp 3.801.517.000 ini diharap cepat selesai agar perekonomian yang ada di daerah terdampak kembali normal.
Namun kadang prediksi tidak sebanding dengan hasil nyata apalagi ini sebuah jembatan yang pengerjaanya tentu tidak main-main,dan belum lagi kadang kendala cuaca yang tidak bersahabat jelas itu menjadi momok buat sang kontraktor.
Ditempat yang sama LSM LPRI ketua DPC Nganjuk Joko Siswanto juga menyampaikan ke awak media Minggu 25 Agustus 2024 dengan memberi respon yang positif dan juga Joko mengacungi jempol atas kinerja tokoh masyarakat dan pimpinan instansi terkait hingga terwujudnya pelaksanaan pembangunan jembatan kecubung ini.
“Kita bersyukur atas terlaksananya pembangunan jembatan kecubung ini karena jembatan merupakan sarana penting dalam memajukan perekonomian suatu daerah,dan harapan masyarakat pembangunan jembatan ini tanpa kendala agar cepat selesai dan tentu jembatan terbangun dengan standart internasional agar mampu memajukan perekonomian rakyat dalam jangka panjang.”lanjut Joko tersenyum.
